[Cerpen] *numpang* Kematian~
+2
kuroro
Fei Ren
6 posters
Page 1 of 1
[Cerpen] *numpang* Kematian~
Note : Minta komen xD Hajar aja xD
Title : *unsure* Kematian
Warning : Character death
Rating: 15+ for gore~
Cinta itu indah. Tidak berbentuk dan tidak tampak dipandangan. Meskipun demikian, cinta itu ada. Sebuah cinta tidak bisa kau buat, melainkan kau dapatkan. Tidak seperti pola baju yang bisa kau jahit semudah itu, cinta memiliki sebuah pola rumit nan unik, yang tidak mudah dimengerti. Meski setiap orang akan merasakakan apa itu cinta, tapi setiapnya akan dirajut dengan pola yang berbeda. Sekarang, dengan pola apa kau akan merajut sesuatu yang dinamakan 'cinta' ?
Malam ini langit tampak gelap. Tidak ada bintang maupun bulan yang menemani langit dengan sinar mereka. Diriku duduk diam, tak bersua menyaksikan keheningan malam yang menyelimuti sosok yang kesepian ini. Apakah diriku begitu menyedihkan? Seorang manusia yang tengah meneteskan air mata ini. Membasahkan kulit pipi yang halus dengan butiran-butiran air yang menyusup keluar dari kelopak mata yang terpejam. Wahai bulan, apakah kau merasa jijik melihat diriku ini, sehingga kau tak menampakan parasmu yang indah dan tak bercela itu? Memuakan...
Sekali lagi diriku duduk termenung, memori mengulang kembali kejadian yang merobek hati ini. Suara berderit mobil yang mencoba berhenti, diiringi suara sebuah tabrakkan yang meremukan tulang-tulang itu. Kakiku serasa bergerak dengan sendirinya, berlari menuju tubuh yang terkulai lemas, kini tak bernyawa, dan mendekap tubuh itu dengan erat. Seorang manusia yang kucinta mulai mendingin di pelukanku. Darah yang mengalir keluar dari tubuhnya, membasahi diriku ini dengan warna merah pekatnya itu. Pita suara ku terus menerus menghasilkan teriakan penuh pilu, memanggil namanya berharap semua itu hanya mimpi. Anganku yang berkata bahwa ia masih hidup dan berada di sisiku. Meski kutahu bahwa mimpi itu tidak akan terkabul. Kulihat semuanya seperti sebuah film sedih yang mengundang tangis. Suara ambulans yang mendekat, orang-orang yang membawa tubuh tak bernyawa itu dari pangkuanku.... Ia telah pergi.
Tidak akan kupercaya, tidak bisa kuduga bahwa hari ini akan datang. Seorang yang kucintai begitu dalam, terbaring di hamparan bunga putih. Tangannya yang hangat dan lembut yang selalu membelaiku di saat diriku kesepian. Seseorang yang akan mencium pipiku, demi menghentikan butiran air mata yang terus menyusup keluar dari mataku. Badannya yang hangat akan memelukku di kala aku ingin disayang.... Kini telah pergi ke surga, kembali ke tempat asalnya. Dewa kematian, mengapa kau tega merengut jiwa dari seseorang yang telah mengikat sumpah akan selalu bersama denganku itu? Ah, kau memang jahat, bagai iblis yang menyiksa mangsanya.
Tanganku meraba di dalam kegelapan malam, mengambil sebilah pisau berwarna perak. Seharusnya pisau itu bersinar, memantulkan cahaya bulan. Kini tidak lagi, bulan tidak bersinar malam ini. Sebuah tawa ironis yang kuhasilkan, memecahkan keheningan malam itu. Kumainkan pisau kecil itu di tanganku. Tidak peduli oleh luka yang diukirkannya di tangan ini. Hal itu tidak berarti lagi, bagaimanapun luka itu tidak berarti apa-apa dariparada hatiku yang telah dirobek ini.
'Semuanya akan segera berakhir'
Sebuah tawa kembali kukumandangkan. Ya, segalanya akan berakhir. Luka-luka ini akan hilang begitu saja. Rasa sakitnya akan segera hilang dan tak akan pernah kurasakkan lagi. Pisau ini akan membawaku ke tempat kekasihku pergi. Aku akan datang menemuinya, dan kami akan selalu bersama lagi. Dirinya akan kembali kulihat. Anganku, harapanku.... akan terkabul. Sekali lagi aku akan bisa menggenggam tangan hangat itu. Ia memang telah pergi ke alam kematian. Ia akan kutemui lagi di sana. Sekali lagi diriku akan berada di sisinya, dan kali ini untuk selamanya. Meski begitu di hati kecilku, kata jangan terus menerus diteriakkan.
Kupegang pisau itu erat-erat di tanganku. Di wajahku terdapat sebuah senyuman, sekaligus air mata. Dengan cepat kuhunuskan pisau itu, tepat menusuk tempat jantungku berada. Sebuah bunyi tusukan dan robekan terdengar di ruangan itu, seperti menggema kemana-mana. Kurasakan darah keluar dari lubang yang telah kubuat, membasahi tanganku. Cairan dengan warna yang sama, bau yang sama, dengan hangat yang sama, tapi kali ini, darah ini adalah pertanda yang membuatku tersenyum. Mengejutkan, aku tidak merasakan sakit, melainkan sebuah sensasi dingin yang meresap ke dalam tubuhku, seolah-olah aku terjatuh ke sebuah kolam di musim dingin. Seketika itu juga, sekelilingku benar-benar gelap. Tidak ada lagi langit malam, tidak ada lagi tempat tidur kosong.Ya, malaikat maut telah menjemputku.... Barulah kusadari bahwa tempat yang kutuju tidak akan sama dengan tempatnya kini tinggal. Dosa terbesar manusia, adalah menghilangkan nyawanya dengan sengaja. Meski menyadari hal itu, aku tetap berbisik dalam kematian.
"Aku akan menemuimu lagi, wahai kekasihku..."
Aku telah merajut cintaku ini dengan kesenangan, sekaligus kesedihan dan tragedi. Kuhiasi cinta ini dengan dosa mengerikan dan darah, teriakkan pilu dan air mata. Kubuat cinta ini menjadi sesuatu yang menyakitkan dan menghasilkan tangis. Meskipun begitu aku tetap tidak bisa mengelak bahwa cinta adalah sesuatu yang indah dan murni. Meski penyesalan terus menghantuiku, tidak akan ada yang dapat memutar waktu. Sekali lagi aku akan bertanya kepadamu, dengan pola apa akan kau rajut sesuatu yang dinamakan 'cinta' ?
____________________________________________________________
Jakarta (29/04)- Ditemukkan seorang wanita berusia 27 tahun, meninggal di kamarnya sendiri. Dari bukti-bukti, dibuktikan sang wanita bunuh diri, dengan cara menusukan sebuah pisau ke jantungnya. Hal ini membuatnya tewas di tempat. Saat ini di duga motifnya adalah terpukulnya wanita itu atas kematian kekasihnya.
Title : *unsure* Kematian
Warning : Character death
Rating: 15+ for gore~
Cinta itu indah. Tidak berbentuk dan tidak tampak dipandangan. Meskipun demikian, cinta itu ada. Sebuah cinta tidak bisa kau buat, melainkan kau dapatkan. Tidak seperti pola baju yang bisa kau jahit semudah itu, cinta memiliki sebuah pola rumit nan unik, yang tidak mudah dimengerti. Meski setiap orang akan merasakakan apa itu cinta, tapi setiapnya akan dirajut dengan pola yang berbeda. Sekarang, dengan pola apa kau akan merajut sesuatu yang dinamakan 'cinta' ?
Malam ini langit tampak gelap. Tidak ada bintang maupun bulan yang menemani langit dengan sinar mereka. Diriku duduk diam, tak bersua menyaksikan keheningan malam yang menyelimuti sosok yang kesepian ini. Apakah diriku begitu menyedihkan? Seorang manusia yang tengah meneteskan air mata ini. Membasahkan kulit pipi yang halus dengan butiran-butiran air yang menyusup keluar dari kelopak mata yang terpejam. Wahai bulan, apakah kau merasa jijik melihat diriku ini, sehingga kau tak menampakan parasmu yang indah dan tak bercela itu? Memuakan...
Sekali lagi diriku duduk termenung, memori mengulang kembali kejadian yang merobek hati ini. Suara berderit mobil yang mencoba berhenti, diiringi suara sebuah tabrakkan yang meremukan tulang-tulang itu. Kakiku serasa bergerak dengan sendirinya, berlari menuju tubuh yang terkulai lemas, kini tak bernyawa, dan mendekap tubuh itu dengan erat. Seorang manusia yang kucinta mulai mendingin di pelukanku. Darah yang mengalir keluar dari tubuhnya, membasahi diriku ini dengan warna merah pekatnya itu. Pita suara ku terus menerus menghasilkan teriakan penuh pilu, memanggil namanya berharap semua itu hanya mimpi. Anganku yang berkata bahwa ia masih hidup dan berada di sisiku. Meski kutahu bahwa mimpi itu tidak akan terkabul. Kulihat semuanya seperti sebuah film sedih yang mengundang tangis. Suara ambulans yang mendekat, orang-orang yang membawa tubuh tak bernyawa itu dari pangkuanku.... Ia telah pergi.
Tidak akan kupercaya, tidak bisa kuduga bahwa hari ini akan datang. Seorang yang kucintai begitu dalam, terbaring di hamparan bunga putih. Tangannya yang hangat dan lembut yang selalu membelaiku di saat diriku kesepian. Seseorang yang akan mencium pipiku, demi menghentikan butiran air mata yang terus menyusup keluar dari mataku. Badannya yang hangat akan memelukku di kala aku ingin disayang.... Kini telah pergi ke surga, kembali ke tempat asalnya. Dewa kematian, mengapa kau tega merengut jiwa dari seseorang yang telah mengikat sumpah akan selalu bersama denganku itu? Ah, kau memang jahat, bagai iblis yang menyiksa mangsanya.
Tanganku meraba di dalam kegelapan malam, mengambil sebilah pisau berwarna perak. Seharusnya pisau itu bersinar, memantulkan cahaya bulan. Kini tidak lagi, bulan tidak bersinar malam ini. Sebuah tawa ironis yang kuhasilkan, memecahkan keheningan malam itu. Kumainkan pisau kecil itu di tanganku. Tidak peduli oleh luka yang diukirkannya di tangan ini. Hal itu tidak berarti lagi, bagaimanapun luka itu tidak berarti apa-apa dariparada hatiku yang telah dirobek ini.
'Semuanya akan segera berakhir'
Sebuah tawa kembali kukumandangkan. Ya, segalanya akan berakhir. Luka-luka ini akan hilang begitu saja. Rasa sakitnya akan segera hilang dan tak akan pernah kurasakkan lagi. Pisau ini akan membawaku ke tempat kekasihku pergi. Aku akan datang menemuinya, dan kami akan selalu bersama lagi. Dirinya akan kembali kulihat. Anganku, harapanku.... akan terkabul. Sekali lagi aku akan bisa menggenggam tangan hangat itu. Ia memang telah pergi ke alam kematian. Ia akan kutemui lagi di sana. Sekali lagi diriku akan berada di sisinya, dan kali ini untuk selamanya. Meski begitu di hati kecilku, kata jangan terus menerus diteriakkan.
Kupegang pisau itu erat-erat di tanganku. Di wajahku terdapat sebuah senyuman, sekaligus air mata. Dengan cepat kuhunuskan pisau itu, tepat menusuk tempat jantungku berada. Sebuah bunyi tusukan dan robekan terdengar di ruangan itu, seperti menggema kemana-mana. Kurasakan darah keluar dari lubang yang telah kubuat, membasahi tanganku. Cairan dengan warna yang sama, bau yang sama, dengan hangat yang sama, tapi kali ini, darah ini adalah pertanda yang membuatku tersenyum. Mengejutkan, aku tidak merasakan sakit, melainkan sebuah sensasi dingin yang meresap ke dalam tubuhku, seolah-olah aku terjatuh ke sebuah kolam di musim dingin. Seketika itu juga, sekelilingku benar-benar gelap. Tidak ada lagi langit malam, tidak ada lagi tempat tidur kosong.Ya, malaikat maut telah menjemputku.... Barulah kusadari bahwa tempat yang kutuju tidak akan sama dengan tempatnya kini tinggal. Dosa terbesar manusia, adalah menghilangkan nyawanya dengan sengaja. Meski menyadari hal itu, aku tetap berbisik dalam kematian.
"Aku akan menemuimu lagi, wahai kekasihku..."
Aku telah merajut cintaku ini dengan kesenangan, sekaligus kesedihan dan tragedi. Kuhiasi cinta ini dengan dosa mengerikan dan darah, teriakkan pilu dan air mata. Kubuat cinta ini menjadi sesuatu yang menyakitkan dan menghasilkan tangis. Meskipun begitu aku tetap tidak bisa mengelak bahwa cinta adalah sesuatu yang indah dan murni. Meski penyesalan terus menghantuiku, tidak akan ada yang dapat memutar waktu. Sekali lagi aku akan bertanya kepadamu, dengan pola apa akan kau rajut sesuatu yang dinamakan 'cinta' ?
____________________________________________________________
Jakarta (29/04)- Ditemukkan seorang wanita berusia 27 tahun, meninggal di kamarnya sendiri. Dari bukti-bukti, dibuktikan sang wanita bunuh diri, dengan cara menusukan sebuah pisau ke jantungnya. Hal ini membuatnya tewas di tempat. Saat ini di duga motifnya adalah terpukulnya wanita itu atas kematian kekasihnya.
Re: [Cerpen] *numpang* Kematian~
nice
*merinding ketika baca pertama kali*
*merinding ketika baca pertama kali*
kuroro- Sensei
- Styx
Race :
Posts : 2007
Gold : 10751
Reputation : 1
Join date : 2010-05-31
Age : 123
Location : Ryuuseigai
Re: [Cerpen] *numpang* Kematian~
yaa, begitulah, paduan suasana sekitar dengan dipancing susunan kata2 yang tepat bisa menggerakkan sesuatu yang pemiliknya pun tak bisa dengan sadar melakukannya
oh ya, pertanyaan pertama
klo tentang setting ruang, menurut fei bagaimana settingnya?
tempat, sekeliling, barang2, cahaya, dll dsb dst dlsbst
*membayangkan sesuatu yang tidak seharusnya dibayangkan*
oh ya, pertanyaan pertama
klo tentang setting ruang, menurut fei bagaimana settingnya?
tempat, sekeliling, barang2, cahaya, dll dsb dst dlsbst
*membayangkan sesuatu yang tidak seharusnya dibayangkan*
kuroro- Sensei
- Styx
Race :
Posts : 2007
Gold : 10751
Reputation : 1
Join date : 2010-05-31
Age : 123
Location : Ryuuseigai
Re: [Cerpen] *numpang* Kematian~
loh =)) =))
Setting ruangan ya?
Hmm coba saya deskripsikan.
Kamarnya tidaklah terlalu besar. Hanya berisi tempat tidur yang cukup luas untuk ditiduri dua orang, sebuah nakas kecil, rak buku, dan lemari baju. Kamar itu posisinya menghadap langsung ke arah taman kecil yang dipenuhi bunga, sang gadis dapat melihat taman itu melalui pintu kaca yang memisahkan kamar dan taman. Saat itu lampu dimatikan, dan hanya ada cahaya dari luar yang masuk melalui pintu kaca. Gadis itu duduk di depan pintu kaca dan menyandarkan dahi nya di pintu kaca itu sambil menangis dan memandangi taman bunga. DI sebelahnya terdapat sebuah pisau.
Kayaknya gitu =))
Setting ruangan ya?
Hmm coba saya deskripsikan.
Kamarnya tidaklah terlalu besar. Hanya berisi tempat tidur yang cukup luas untuk ditiduri dua orang, sebuah nakas kecil, rak buku, dan lemari baju. Kamar itu posisinya menghadap langsung ke arah taman kecil yang dipenuhi bunga, sang gadis dapat melihat taman itu melalui pintu kaca yang memisahkan kamar dan taman. Saat itu lampu dimatikan, dan hanya ada cahaya dari luar yang masuk melalui pintu kaca. Gadis itu duduk di depan pintu kaca dan menyandarkan dahi nya di pintu kaca itu sambil menangis dan memandangi taman bunga. DI sebelahnya terdapat sebuah pisau.
Kayaknya gitu =))
Re: [Cerpen] *numpang* Kematian~
ternyata kita sepemikiran *toss*
80% sama lah
80% sama lah
kuroro- Sensei
- Styx
Race :
Posts : 2007
Gold : 10751
Reputation : 1
Join date : 2010-05-31
Age : 123
Location : Ryuuseigai
Re: [Cerpen] *numpang* Kematian~
Woa, pemakaian kata yang bagus sekali... seperti dapat merasakan perasaannya...
Cinta memang ekstrim
Cinta memang ekstrim
Kuzakurei_Itachi- Senpai
- Race :
No Medal
Posts : 702
Gold : 11016
Reputation : 4
Join date : 2010-06-02
Age : 32
Re: [Cerpen] *numpang* Kematian~
@kuroro-san
hoeh? =))
Memang bayangannya Kuroro-san kayak gimana?
@Kuza-san
Waih? Masa sih? o.o *kaget*
Sankyuu xD
Yah, cinta memang menarik xDD
hoeh? =))
Memang bayangannya Kuroro-san kayak gimana?
@Kuza-san
Waih? Masa sih? o.o *kaget*
Sankyuu xD
Yah, cinta memang menarik xDD
Re: [Cerpen] *numpang* Kematian~
Heh, ceritanya menarik juga. Campuran tragedi dan melodramatik, anda membawakannya dengan gaya yang menarik sehingga pesan langsung tersampaikan kepada pembaca.
emasmurni- Sensei
- I'm your Average Joe
Race :
No Medal
Posts : 1767
Gold : 12133
Reputation : 3
Join date : 2010-04-30
Age : 28
Location : Jakarta Barat
Re: [Cerpen] *numpang* Kematian~
ini yg loe serahin ke guru gilak itu kan? KYAHA~
Yuu- Kouhai
- chocolate <3
Race :
No Medal
Posts : 446
Gold : 10767
Reputation : 0
Join date : 2010-04-17
Age : 27
Re: [Cerpen] *numpang* Kematian~
hmmm.... pintunya sama kaca tapi kebuka, dan ada kain korden melambai2 di sekelilingnya
tamannya taman biasa aja, nggak pakek bunga
dan saya nggak tahu nakas itu apa, jadi di pikiran saya nggak ada itunya
tamannya taman biasa aja, nggak pakek bunga
dan saya nggak tahu nakas itu apa, jadi di pikiran saya nggak ada itunya
kuroro- Sensei
- Styx
Race :
Posts : 2007
Gold : 10751
Reputation : 1
Join date : 2010-05-31
Age : 123
Location : Ryuuseigai
Re: [Cerpen] *numpang* Kematian~
@EmasMurni-san
wo? Sankyuu *bow*
@Yuu
iyeh =)) =)) Terus kan format ceritanya "Judul - *nama*"
Gua isi in "Kematian - *nama gue*" Gempar dah se kelas =))
Kematian Fei Ren *LOL*
@Kuroro
Wih! Lebih dramatis =)) Kereennn~~
_________________________________________
nambah xD *PLAK*
Puisi sih
Judul : Kembar
Rating : SU?
Warning : Angst
Satu adalah dua.
Sama tapi berbeda.
Satu jiwa dua tubuh.
Bersatu tak akan terpisah.
Seharusnya seperti itu.
Semestinya memang begitu.
Tapi... memang aku bukanlah kamu.
Maka, memang tidak bisa menjadi satu.
Bagai kaca yang merefleksikan.
Berdua bersama, dunia kita saksikan.
Satu pikiran, satu pandangan.
Sayang, satu adalah tidak mungkin.
Kita adalah kembar, tapi berbeda.
Bagai manusia dan bayangannya.
Apakah kita sama? tentu tidak sama.
Tapi... bolehkah menjadi sama?
Seharusnya tak harus berbeda!
Supaya tak harus berpisah.
Padahal akan terbuat sejarah.
Mengapa harus tersiksa?
Aku hanya bisa mencoba,
mencoba menggapai harapan di tanganmu.
Oh, ayolah! Jangan coba melepasnya.
Mari, mari kembali bersamaku.
wo? Sankyuu *bow*
@Yuu
iyeh =)) =)) Terus kan format ceritanya "Judul - *nama*"
Gua isi in "Kematian - *nama gue*" Gempar dah se kelas =))
Kematian Fei Ren *LOL*
@Kuroro
Wih! Lebih dramatis =)) Kereennn~~
_________________________________________
nambah xD *PLAK*
Puisi sih
Judul : Kembar
Rating : SU?
Warning : Angst
Satu adalah dua.
Sama tapi berbeda.
Satu jiwa dua tubuh.
Bersatu tak akan terpisah.
Seharusnya seperti itu.
Semestinya memang begitu.
Tapi... memang aku bukanlah kamu.
Maka, memang tidak bisa menjadi satu.
Bagai kaca yang merefleksikan.
Berdua bersama, dunia kita saksikan.
Satu pikiran, satu pandangan.
Sayang, satu adalah tidak mungkin.
Kita adalah kembar, tapi berbeda.
Bagai manusia dan bayangannya.
Apakah kita sama? tentu tidak sama.
Tapi... bolehkah menjadi sama?
Seharusnya tak harus berbeda!
Supaya tak harus berpisah.
Padahal akan terbuat sejarah.
Mengapa harus tersiksa?
Aku hanya bisa mencoba,
mencoba menggapai harapan di tanganmu.
Oh, ayolah! Jangan coba melepasnya.
Mari, mari kembali bersamaku.
Re: [Cerpen] *numpang* Kematian~
EDAN GILA KEREN BANGET FEI CHAAAAAAAAAAAAAAAAN
*dibunuh*
keren keren dan kereeeeeeeeeen banget
permainan katanya sungguh mempesona~ patut dipelajari *lagi bikin novel*
*dibunuh*
keren keren dan kereeeeeeeeeen banget
permainan katanya sungguh mempesona~ patut dipelajari *lagi bikin novel*
Page 1 of 1
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum
|
|